Kelas Kata dalam Bahasa Jepang
Oleh: AGA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebelum
kita masuk ke pembahasan utama, mari kita ketahui bersama-sama terlebih dahulu apakah
arti kata itu sendiri.
Kata adalah sekumpulan huruf yang memiliki arti
dan memiliki jenis yang bermacam-macam. Karena memiliki jenis yang
bermacam-macam itulah kata dibagi menjadi beberapa kategori. Dalam bahasa
Indonesia, pembagian kategori itu disebut Kelas Kata atau 「品詞」 Hinshi dalam bahasa Jepang. Perlu diketahui, seperti
pengkategorian kata menjadi Kata Benda, Kata Sifat, Kata Kerja, dan sebagainya
itulah yang disebut Kelas Kata. Hal itu dibuat untuk mempermudah pembelajar
dalam memahami kata secara mendalam.
Mengingat kata sendiri adalah unsur terpenting sebagai pembangun kalimat.
Bahwasannya,
pengkategorian dalam jenis kata (Kelas Kata) mungkin dimiliki di setiap bahasa.
Contonya dalam bahasa Inggris yang terkenal dengan “The eight parts of speech”nya. Begitu halnya dengan bahasa Jepang.
Dalam
bahasa Jepang, Kelas Kata (Hinshi) dibagi
menjadi 9 yaitu:
1. Kata Kerja 「動詞Dōshi」
Kata kerja digunakan untuk menyatakan sebuah aktivitas, perubahan, keadaan,
maupun keberadaan. Dalam bahasa Jepang, bentuk kamus kata kerja selalu diakhiri
huruf “u”. Contoh: Hanasu (berbicara), Yomu (membaca), Taberu (makan), dll. Kata kerja dapat berfungsi sebagai predikat dan
dapat mengalami perubahan. Kemudian, kata kerja sendiri terbagi menjadi
beberapa jenis, pengaruh dan golongan.
☆
JENIS KATA KERJA
Matsuoka (2003) membagi jenis kata kerja menjadi 2 yaitu:
- Nodōshi
Adalah jenis kata kerja yang bisa
diubah ke bentuk pasif (Ukemi Kei).
Contoh: Taberu = Taberareru (makan = dimakan),
Yomu = Yomareru (membaca = dibaca),
Kaku = Kakareru (menulis = ditulis), dll.
- Shodōshi
Adalah jenis kata kerja yang tidak
bisa diubah ke bentuk pasif.
Contoh: Mieru (terlihat), Aru
(ada), Dekiru (bisa), dll.
☆
PENGARUH KATA KERJA
Pembagian kata kerja menurut pengaruhnya, dibagi menjadi 2 yaitu:
- Tadōshi (Kata Kerja Transitif)
Adalah kata kerja yang mempengaruhi pihak lain/ cenderung disengaja.
Contoh: Akeru
(membuka), Ireru (memasukkan), Kiru (memotong), dll.
- Jidōshi (Kata Kerja Intransitif)
Adalah kata kerja yang tidak mempengaruhi pihak lain/ cenderung alami.
Contoh: Aku
(terbuka), Hairu (masuk), Kireru (terpotong), dll.
☆
GOLONGAN KATA KERJA
Penggolongan kata kerja dibagi menjadi 3 yaitu:
- Godan Dōshi (Kata Kerja Golongan Pertama)
Adalah golongan kata kerja yang berakhiran: u, tsu, ru, mu, nu, bu, ku, gu, su
Contoh: Kau (membeli), Tatsu (berdiri), Toru
(mengambil), Yomu (membaca), Shinu (mati), Yobu (memanggil), Hataraku
(bekerja), Oyogu (berenang), Hanasu (berbicara)
- Ichidan Dōshi (Kata Kerja Golongan Kedua)
Adalah golongan kata kerja yang berakhiran: iru, eru
Contoh: Okiru (bangun), Taberu (makan)
- Hensoku Dōshi (Kata Kerja Golongan Ketiga)
Adalah golongan kata kerja yang terdiri dari kata kerja Suru (melakukan) dan Kuru (datang)
2. Kata Sifat 「形容詞Keiyōshi」
Kata sifat adalah
sebuah kata yang digunakan untuk mengutarakan keadaan atau perasaan menurut
sudut pandang pembicara terhadap suatu hal (orang, benda, suasana, dsb). Kata
sifat dalam bahasa Jepang dibagi menjadi 2 yaitu i-keiyōshi dan na-keiyōshi.
Apakah kedua kata sifat itu? Langsung saja ke penjelasannya:
☆ I-KEIYŌSHI
Adalah
kata sifat yang pasti berakhiran huruf “i” disetiap kata. Kata ini bisa
berperan sebagai predikat maupun kata keterangan. Kata sifat ini bisa mengalami
perubahan bentuk tersendiri. Dan pastinya, perubahan bentuk tersebut tidak sama
dengan na-keiyōshi. Contoh: Takai (tinggi), Yasui (murah), Atarashii
(baru), Yoi (bagus), dll.
☆ NA-KEIYŌSHI
Adalah kata sifat yang diberi imbuhan
“na” diakhir kata. Kata sifat ini disebut juga Keiyōdōshi dalam bahasa Jepang. Perubahan bentuknya mirip dengan
kata benda tetapi tetap berperan sama dengan i-keiyōshi sebagai kata sifat. Contoh:
Jōzu [na] (pintar), Hansamu [na] (ganteng), Anzen [na] (aman), dll.
Dan sebagai pengecualian, banyak kata
sifat berakhiran huruf “i” (i-keiyōshi) tetapi ternyata kata sifat itu termasuk
na-keiyōshi. Contoh: Kirei [na]
(cantik), Yuumei [na] (terkenal),
dll.
3. Kata Benda 「名詞Meishi」
Kata benda adalah kata yang menunjukkan
benda, orang, peristiwa, dll. Kata benda merupakan satu-satunya Taigen dalam kelas kata bahasa Jepang.
Taigen adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak bisa mengalami konjugasi
(perubahan bentuk kata). Kemudian, kata benda tidak hanya bisa berperan sebagai
subjek maupun predikat. Tetapi juga bisa berperan sebagai kata keterangan. Adapun
jenis-jenis kata benda yaitu:
- Futshuu Meishi
Adalah kata benda umum. Seperti menyebutkan barang,
peristiwa, dll.
Contoh: Boushi
(topi), Yama (gunung), Jitensha (sepeda), Matsuri (festival), dll.
- Koyuu Meishi
Adalah kata benda khusus. Seperti nama orang, nama
daerah, dll.
Contoh: Yamada san (sdr.Yamada), Furansu (Perancis), Asahi (nama sebuah koran),
dll.
- Keishiki Meishi
Adalah kata benda yang tidak memiliki arti yang
sebenarnya.
Contoh: koto, mono,
hazu,hodo, wake, bakari, mama, kurai, dll.
- Suushi
Adalah kata benda sistim perhitungan.
Contoh: Hachi
(delapan), Hitotsu (satu buah), Sannin (tiga orang), Gomai (lima lembar), Ichiban (nomor satu), Rokudai (enam buah benda bermesin), dll.
-
Daimeishi
Adalah kata benda sebagai kata ganti.
Contoh: Watashi (saya),
Kanojo (dia pr.), Kore (ini), Sochira (sebelah situ), dll
4. Kata Keterangan 「副詞Fukushi」
Kata keterangan
adalah kata yang berfungsi untuk menerangkan dan memberikan nuansa kepada jenis
kata lainnya. Kata ini tidak bisa berperan sebagai subjek, predikat, maupun
objek walaupun bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami konjugasi (perubahan
bentuk kata). Suzuki Shigeyuki (1972) membagi jenis kata keterangan menjadi 4
jenis yaitu:
- Yōsu Fukushi
Adalah kata keterangan yang menerangkan suatu keadaan.
Contoh: Hayaku (dengan cepat), Isshoni (bersama-sama), Massugu (lurus/ terus), Dandan (lambat laun), dll.
- Jikan Fukushi
Adalah kata keterangan waktu.
Contoh: Ima ni (dalam waktu
dekat), Yagate (sebentar lagi), Sakki (barusan), Hajimete (pertama kali), Sorosoro
(sudah saatnya), dll.
- Teido Fukushi
Adalah kata keterangan yang menunjukkan tingkatan/ derajat.
Contoh: Takusan (banyak), Sukoshi (sedikit), Yoku (sering), Daitai
(sebagian besar), Zenzen (sama sekali
tidak), dll.
- Sono ta
Adalah kata keterangan lainnya.
Contoh: Iro-iro (macam-macam), Naze (mengapa), Aikawarazu (seperti biasa), dll.
Sebenarnya, didalam itu juga masih ada jenis kata keterangan yang perlu diketahui seperti:
- Shinjutsu Fukushi
Adalah kata keterangan yang menunjukkan perasaan pembicaranya. Kata
keterangan ini memerlukan cara pengucapan khusus.
Contoh: Tatoe (jikalau), Dōzo
(silakan), Hontou ni (benar-benar), dll.
5. Kata Sambung 「接続詞Setsuzokushi」
Kata sambung atau disebut juga Konjungsi, merupakan kata yang berperan
sebagai kata yang menghubungkan antarkalimat. Kata sambung memiliki ciri-ciri
yang sama dengan kata keterangan yaitu tidak bisa mengalami konjugasi
(perubahan bentuk kata) dan tidak bisa menjadi subjek, predikat, maupun objek.
Contoh: Soshite
(lalu), Sorekara (kemudian), Dakara (karena itu), Sore ni (selain itu), Keredomo (meskipun), Demo (tetapi), Kedo (tetapi), Suruto
(lantas), Node (sebab), Matawa (atau), Tokoro de (ngomong-ngomong), Tatoeba
(misalnya), dll.
6. Kata Penjelas 「連体詞Rentaishi」
Kata penjelas
atau disebut juga Prenomina adalah
sebuah kata yang berfungsi untuk menjelaskan kata benda setelahnya. Kemudian,
kata penjelas tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa mengalami konjugasi
(perubahan bentuk kata) walaupun memiliki makna. Karena itulah kata ini
dijadikan satu paket dengan kata benda yang menyertainya.
Contoh: Aru hi (suatu hari)
Aru tokoro ni (disuatu tempat)
Kono michi (jalan ini)
Ano hito (orang itu)
Arayuru machi (seluruh
kota)
Ookina kawa (sungai yang besar)
dll.
7. Interjeksi 「感動詞Kandōshi」
Interjeksi dalam
bahasa Jepang adalah kata yang cukup berperan dalam sebuah kalimat. Karena kata
ini dapat menjelaskan secara langsung mengenai apa yang ingin diungkapkan
pembicara. Interjeksi berdiri sendiri dan tidak memerlukan bantuan kelas kata
lain. Selain itu, interjeksi juga tidak mengalalami konjugasi (perubahan bentuk
kata).
Contoh: Hai’ (ya)
Iie
(tidak)
Aa
(wah...)
Moshi-moshi
(halo?)
Anou
(mmm...)
Sumimasen (permisi)
8. Verba bantu 「助動詞Jodōshi」
Verba bantu/kopula
adalah salahsatu kelas kata yang juga berperan untuk membuat kalimat yang
sempurna. Verba bantu dapat berubah bentuk. Tetapi verba bantu ini tidak bisa
berdiri sendiri (membentuk bunsetsu)
kalau tidak bergabung dengan kelas kata lain. Selain itu, apabila verba bantu
berdiri sendiri jelas tidak mempunyai makna yang nyata. Verba bantu dibagi
menjadi 2 macam yaitu verba bantu berkonjugasi dan tidak berkonjugasi.
☆ Verba bantu berkonjugasi.
Adalah verba
bantu yang membuat perubahan bentuk kata. Misalnya: ada verba bantu bentuk
formal (~masu) bertemu kata kerja Yomu
(membaca). Apabila kata kerja tersebut dibuat bentuk formal, maka keduanya
tidak langsung dicampur. Tetapi, bentuk kata kerjanya diubah dulu (Yomu
menjadi Yomi). Maka jadilah Yomimasu (membaca).
Contoh: - Bentuk
Pasif/ Ukemi kei (~reru/~rareru)
Gohan wa taberareru. (nasi
dimakan)
- Bentuk Kausatif/ Shieki kei (~seru/~saseru)
Hon o
yomaseru. (menyuruh membaca buku)
-
Bentuk keinginan/ Renyōkei (~tai/
~tagaru)
Sensei ni naritai. (ingin menjadi
guru)
-
Bentuk Negatif / Uchikeshi (~nai)
Gakkō e ikanai. (tidak pergi ke
sekolah)
Dll.
☆ Verba bantu tidak berkonjugasi.
Adalah verba bantu yang tidak membuat perubahan bentuk kata.
Contoh: - ~Desu/
~Da
Watashi wa AGA desu. (saya AGA)
-
~Sou (katanya)
Ano hito wa Yasashii sou. (orang itu katanya baik hati)
-
~Rashii (kelihatannya)
Kanojo wa kirei rashii yo. (dia pr. kelihatannya cantik lho)
9. Partikel 「助詞Joshi」
Partikel dalam
bahasa Jepang, berperan penting dalam pembuatan kalimat. Karena fungsi partikel
adalah sebagai penanda dan penunjuk hubungan sebuah kata. Sehingga kata
tersebut benar-benar memiliki makna yang nyata. Partikel memiliki ciri yang
sama dengan verba bantu yaitu tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak digabung
dengan kelas kata lain. Dan jelas tidak memiliki makna apabila berdiri sendiri.
Adapun jenis-jenis partikel yaitu:
- Kakujoshi
Adalah partikel yang menunjukkan hubungan antarkata. Partikel yang termasuk
jenis ini yaitu: ga, o, no, ni, de, e,
to, ya, yori, kara
- Fukujoshi
Adalah partikel yang melekat atau mengikuti sebuah kata. Partikel yang
termasuk jenis ini yaitu: wa, mo, made, ka, sae, koso, bakari, dake,
shika, nomi, hodo, kurai, gurai, kiri, nado, yara, nari
- Setsuzokujoshi
Adalah partikel yang mengikat kata tertentu (kata kerja, kata sifat, verba
bantu) agar dapat tersambung dengan kata lainnya. Partikel yang termasuk jenis ini yaitu: ba/naraba, tara, tari, nagara, keredomo, noni, node, shi, tokoro
- Shuujoshi
Adalah partikel yang digunakan diakhir kalimat untuk menyatakan
sesuatu. Partikel yang termasuk jenis
ini yaitu: ka, ne, tomo, yo, na, zo, ze,
sa, wa, kashira, kana
- Heiritsu joshi
Adalah partikel yang menunjukkan kesetaraan antar kata. Partikel yang
termasuk jenis ini yaitu: to, ya, yara, nari, toka, dano, ni, ka
---------------
Demikianlah pengertian dan pembagian
tentang kelas kata bahasa Jepang. Begitu banyaknya pembagian maupun macam-macamnya
untuk mengetahui struktur bahasa Jepang yang lebih mendalam lagi. Diluar itupun
banyak sekali istilah-istilah menarik yang lebih umum terkait dengan kelas kata
bahasa Jepang. Seperti Goi, Tango,
Bunsetsu, Bun, dll. Akan tetapi akan kita jelaskan sebatas pengetahuan pada
postingan berikutnya. Penulis yakin masih banyak kesalahan dan terbatasnya
pengetahuan sehingga kritik maupun sarannya sangat kami terima demi kemajuan
dalam pengetahuan berbahasa Jepang. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Ja, kore de owarimashō. Ganbatte kudasai ne ...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Adriansyah. 2012. “Fukujoshi:
Bakaridenaku dan Bakarika,” dalam Ejournal. http://journals.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/1669/1683.
Diunduh Selasa, 9 September 2014.
Chandra, T. 2013. Nihongo no Joshi: Partikel Bahasa Jepang. Jakarta: Evergreen.
Dahidi, Ahmad. “Kelas Kata dalam Bahasa
Jepang,” dalam Direktori. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/195802281983031-AHMAD_DAHIDI/Artikel2/KELAS_KATA_DALAM_BAHASA_JEPANG.tugas_cece.pdf.
Diunduh Selasa, 9 September 2014.
Judian, Doni. 2008. Kamus Konjugasi Verba Jepang.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Maulyati, Neneng. 2010. Kamus Kanji Jepang-Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mulya,
Komara. 2013. Fukushi Bahasa Jepang.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Semita, Muryani J.. 2012. Kamus Besar Bahasa Jepang. Yogyakarta:
Pustaka Widyatama.
Taniguchi, Goro. 1999. Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia.
Jakarta: Dian Rakyat.
Uca. 2013. “Sekilas
Tentang Kelas Kata dalam Gramatika Bahasa Jepang,” dalam Facebook. https://www.facebook.com/BerbahasaJepangMudahDariDasar2/posts/334847373288172. Diunduh Selasa, 9 September 2014.
Ilustrasi Gambar: http://font.altosoft.jp/cat1/
Mas. Saya mau nanya dong.kalo kata issei itu termasuk kelas kata apa?
BalasHapusMakasih sebelumnya..
Halo, saya mau tanya kalau [〜よほど]termasuk fukushi atau bukan ya? Mohon info lengkapnya.
BalasHapusTerima kasih. :)
Mhon mav baru menjawab, untuk issei itu masuknya kata benda. Kemudian, untuk "Yohodo" itu memang benar merupakan fukushi dan bisa dijadikan pola dengan diikuti -demo setelah kata yang dituju yang berarti se...pun... Contoh: Yohodo nihongo ga tokui na hito Demo, haiku o rikai suru no wa muzukashii
BalasHapus(sepintar apapun orang berbahasa jepang bwt memahami haiku itu sulit)
Mhon mav baru menjawab, untuk issei itu masuknya kata benda. Kemudian, untuk "Yohodo" itu memang benar merupakan fukushi dan bisa dijadikan pola dengan diikuti -demo setelah kata yang dituju yang berarti se...pun... Contoh: Yohodo nihongo ga tokui na hito Demo, haiku o rikai suru no wa muzukashii
BalasHapus(sepintar apapun orang berbahasa jepang bwt memahami haiku itu sulit)
sumimasen Bang Aga..., Nanti kan saya mau ikutan lomba bahasa jepang tingkat provinsi perwakilan Aceh Utara..., sumpah ini baru pertama kali
BalasHapuscara ngilangin demam panggung gimana Bang...
No mae ni, hajimemashite Watashi ha Irufuan desu...
good web :)
BalasHapusTerimakasih. Sangat terbantu saya.
BalasHapusPartikel dalam bahasa Jepang, berperan penting dalam pembuatan kalimat. Karena fungsi partikel adalah sebagai penanda dan penunjuk hubungan sebuah kata. Sehingga kata tersebut benar-benar memiliki makna yang nyata. Partikel memiliki ciri yang sama dengan verba bantu yaitu tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak digabung dengan kelas kata lain. Dan jelas tidak memiliki makna apabila berdiri sendiri. kata kerja mental
BalasHapusLEARN JAPANESE ONLINE
BalasHapusMantuuulll
BalasHapusIzin bertanya kalo kata nan atau nani apa dia termasuk ke rentaishi?
BalasHapus