Selasa, 09 September 2014

Kelas Kata Bahasa Jepang



Kelas Kata dalam Bahasa Jepang
Oleh: AGA



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebelum kita masuk ke pembahasan utama, mari kita ketahui bersama-sama terlebih dahulu apakah arti kata itu sendiri.          
Kata adalah sekumpulan huruf yang memiliki arti dan memiliki jenis yang bermacam-macam. Karena memiliki jenis yang bermacam-macam itulah kata dibagi menjadi beberapa kategori. Dalam bahasa Indonesia, pembagian kategori itu disebut Kelas Kata atau 「品詞」 Hinshi dalam bahasa Jepang. Perlu diketahui, seperti pengkategorian kata menjadi Kata Benda, Kata Sifat, Kata Kerja, dan sebagainya itulah yang disebut Kelas Kata. Hal itu dibuat untuk mempermudah pembelajar dalam memahami kata secara mendalam. Mengingat kata sendiri adalah unsur terpenting sebagai pembangun kalimat.
Bahwasannya, pengkategorian dalam jenis kata (Kelas Kata) mungkin dimiliki di setiap bahasa. Contonya dalam bahasa Inggris yang terkenal dengan “The eight parts of speech”nya. Begitu halnya dengan bahasa Jepang.
Dalam bahasa Jepang, Kelas Kata (Hinshi) dibagi menjadi 9 yaitu:


1.     Kata Kerja 「動詞Dōshi
Kata kerja digunakan untuk menyatakan sebuah aktivitas, perubahan, keadaan, maupun keberadaan. Dalam bahasa Jepang, bentuk kamus kata kerja selalu diakhiri huruf “u”. Contoh: Hanasu (berbicara), Yomu (membaca), Taberu (makan), dll. Kata kerja dapat berfungsi sebagai predikat dan dapat mengalami perubahan. Kemudian, kata kerja sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, pengaruh dan golongan.

  JENIS KATA KERJA
Matsuoka (2003) membagi jenis kata kerja menjadi 2 yaitu:
- Nodōshi
Adalah jenis kata kerja yang bisa diubah ke bentuk pasif (Ukemi Kei).
Contoh:    Taberu = Taberareru         (makan = dimakan),
                Yomu = Yomareru             (membaca = dibaca),
                Kaku = Kakareru                (menulis = ditulis), dll.
- Shodōshi
Adalah jenis kata kerja yang tidak bisa diubah ke bentuk pasif.    
                        Contoh: Mieru (terlihat), Aru (ada), Dekiru (bisa), dll.

  PENGARUH KATA KERJA
Pembagian kata kerja menurut pengaruhnya, dibagi menjadi 2 yaitu:
- Tadōshi (Kata Kerja Transitif)
Adalah kata kerja yang mempengaruhi pihak lain/ cenderung disengaja.
Contoh: Akeru (membuka), Ireru (memasukkan), Kiru (memotong), dll.
- Jidōshi (Kata Kerja Intransitif)
Adalah kata kerja yang tidak mempengaruhi pihak lain/ cenderung alami.
Contoh: Aku (terbuka), Hairu (masuk), Kireru (terpotong), dll.

  GOLONGAN KATA KERJA
Penggolongan kata kerja dibagi menjadi 3 yaitu:
- Godan Dōshi (Kata Kerja Golongan Pertama)
Adalah golongan kata kerja yang berakhiran: u, tsu, ru, mu, nu, bu, ku, gu, su
Contoh: Kau (membeli), Tatsu (berdiri), Toru (mengambil), Yomu (membaca), Shinu (mati), Yobu (memanggil), Hataraku (bekerja), Oyogu (berenang), Hanasu (berbicara) 
- Ichidan Dōshi (Kata Kerja Golongan Kedua)
Adalah golongan kata kerja yang berakhiran: iru, eru
Contoh: Okiru (bangun), Taberu (makan)
- Hensoku Dōshi (Kata Kerja Golongan Ketiga)
Adalah golongan kata kerja yang terdiri dari kata kerja Suru (melakukan) dan Kuru (datang)



2.   Kata Sifat 「形容詞Keiyōshi
Kata sifat adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengutarakan keadaan atau perasaan menurut sudut pandang pembicara terhadap suatu hal (orang, benda, suasana, dsb). Kata sifat dalam bahasa Jepang dibagi menjadi 2 yaitu i-keiyōshi dan na-keiyōshi. Apakah kedua kata sifat itu? Langsung saja ke penjelasannya:

I-KEIYŌSHI
          Adalah kata sifat yang pasti berakhiran huruf “i” disetiap kata. Kata ini bisa berperan sebagai predikat maupun kata keterangan. Kata sifat ini bisa mengalami perubahan bentuk tersendiri. Dan pastinya, perubahan bentuk tersebut tidak sama dengan na-keiyōshi. Contoh: Takai (tinggi), Yasui (murah), Atarashii (baru), Yoi (bagus), dll.

NA-KEIYŌSHI
         Adalah kata sifat yang diberi imbuhan “na” diakhir kata. Kata sifat ini disebut juga Keiyōdōshi dalam bahasa Jepang. Perubahan bentuknya mirip dengan kata benda tetapi tetap berperan sama dengan i-keiyōshi sebagai kata sifat. Contoh: Jōzu [na] (pintar), Hansamu [na] (ganteng), Anzen [na] (aman), dll.
         Dan sebagai pengecualian, banyak kata sifat berakhiran huruf “i” (i-keiyōshi) tetapi ternyata kata sifat itu termasuk na-keiyōshi. Contoh: Kirei [na] (cantik), Yuumei [na] (terkenal), dll.



3.   Kata Benda 「名詞Meishi
         Kata benda adalah kata yang menunjukkan benda, orang, peristiwa, dll. Kata benda merupakan satu-satunya Taigen dalam kelas kata bahasa Jepang. Taigen adalah kata yang berdiri sendiri dan tidak bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata). Kemudian, kata benda tidak hanya bisa berperan sebagai subjek maupun predikat. Tetapi juga bisa berperan sebagai kata keterangan. Adapun jenis-jenis kata benda yaitu:

-  Futshuu Meishi
Adalah kata benda umum. Seperti menyebutkan barang, peristiwa, dll.
Contoh: Boushi (topi), Yama (gunung), Jitensha (sepeda), Matsuri (festival), dll.

-  Koyuu Meishi
Adalah kata benda khusus. Seperti nama orang, nama daerah, dll.
Contoh: Yamada san (sdr.Yamada), Furansu (Perancis),  Asahi (nama sebuah koran), dll.

-  Keishiki Meishi
Adalah kata benda yang tidak memiliki arti yang sebenarnya.
Contoh: koto, mono, hazu,hodo, wake, bakari, mama, kurai, dll.

-  Suushi
Adalah kata benda sistim perhitungan.
Contoh: Hachi (delapan), Hitotsu (satu buah), Sannin (tiga orang), Gomai (lima lembar), Ichiban (nomor satu), Rokudai (enam buah benda bermesin), dll.

-  Daimeishi
Adalah kata benda sebagai kata ganti.
Contoh: Watashi (saya), Kanojo (dia pr.), Kore (ini), Sochira (sebelah situ), dll



4.   Kata Keterangan 「副詞Fukushi
Kata keterangan adalah kata yang berfungsi untuk menerangkan dan memberikan nuansa kepada jenis kata lainnya. Kata ini tidak bisa berperan sebagai subjek, predikat, maupun objek walaupun bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata). Suzuki Shigeyuki (1972) membagi jenis kata keterangan menjadi 4 jenis yaitu:

- Yōsu Fukushi
Adalah kata keterangan yang menerangkan suatu keadaan.
Contoh: Hayaku (dengan cepat), Isshoni (bersama-sama), Massugu (lurus/ terus), Dandan (lambat laun), dll.

-  Jikan Fukushi
Adalah kata keterangan waktu.
Contoh: Ima ni (dalam waktu dekat), Yagate (sebentar lagi), Sakki (barusan), Hajimete (pertama kali), Sorosoro (sudah saatnya), dll.

-  Teido Fukushi
Adalah kata keterangan yang menunjukkan tingkatan/ derajat.
Contoh: Takusan (banyak), Sukoshi (sedikit), Yoku (sering), Daitai (sebagian besar), Zenzen (sama sekali tidak), dll.

-  Sono ta
Adalah kata keterangan lainnya.
Contoh: Iro-iro (macam-macam), Naze (mengapa), Aikawarazu (seperti biasa), dll.


Sebenarnya, didalam itu juga masih ada jenis kata keterangan yang  perlu diketahui seperti:

-  Shinjutsu Fukushi
Adalah kata keterangan yang menunjukkan perasaan pembicaranya. Kata keterangan ini memerlukan cara pengucapan khusus.
Contoh: Tatoe (jikalau), Dōzo (silakan), Hontou ni (benar-benar), dll.



5.   Kata Sambung 「接続詞Setsuzokushi
         Kata sambung atau disebut juga Konjungsi, merupakan kata yang berperan sebagai kata yang menghubungkan antarkalimat. Kata sambung memiliki ciri-ciri yang sama dengan kata keterangan yaitu tidak bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata) dan tidak bisa menjadi subjek, predikat, maupun objek.
Contoh: Soshite (lalu), Sorekara (kemudian), Dakara (karena itu), Sore ni (selain itu), Keredomo (meskipun), Demo (tetapi), Kedo (tetapi), Suruto (lantas), Node (sebab), Matawa (atau), Tokoro de (ngomong-ngomong), Tatoeba (misalnya), dll.

6.   Kata Penjelas 「連体詞Rentaishi
Kata penjelas atau disebut juga Prenomina adalah sebuah kata yang berfungsi untuk menjelaskan kata benda setelahnya. Kemudian, kata penjelas tidak bisa berdiri sendiri dan tidak bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk kata) walaupun memiliki makna. Karena itulah kata ini dijadikan satu paket dengan kata benda yang menyertainya.
Contoh:                       Aru hi                   (suatu hari)
                                    Aru tokoro ni        (disuatu tempat)
                                    Kono michi           (jalan ini)
                                    Ano hito                (orang itu)
                                    Arayuru machi      (seluruh kota)
                                    Ookina kawa         (sungai yang besar)
                                    dll.
                

7.    Interjeksi 「感動詞Kandōshi
Interjeksi dalam bahasa Jepang adalah kata yang cukup berperan dalam sebuah kalimat. Karena kata ini dapat menjelaskan secara langsung mengenai apa yang ingin diungkapkan pembicara. Interjeksi berdiri sendiri dan tidak memerlukan bantuan kelas kata lain. Selain itu, interjeksi juga tidak mengalalami konjugasi (perubahan bentuk kata).
Contoh:                           Hai’                 (ya)
                                        Iie                    (tidak)
                                        Aa                    (wah...)
                                        Moshi-moshi   (halo?)
                                        Anou               (mmm...)
                                        Sumimasen      (permisi)

                                            
8.   Verba bantu 「助動詞Jodōshi
Verba bantu/kopula adalah salahsatu kelas kata yang juga berperan untuk membuat kalimat yang sempurna. Verba bantu dapat berubah bentuk. Tetapi verba bantu ini tidak bisa berdiri sendiri (membentuk bunsetsu) kalau tidak bergabung dengan kelas kata lain. Selain itu, apabila verba bantu berdiri sendiri jelas tidak mempunyai makna yang nyata. Verba bantu dibagi menjadi 2 macam yaitu verba bantu berkonjugasi dan  tidak berkonjugasi.

  Verba bantu berkonjugasi.
Adalah verba bantu yang membuat perubahan bentuk kata. Misalnya: ada verba bantu bentuk formal (~masu) bertemu kata kerja Yomu (membaca). Apabila kata kerja tersebut dibuat bentuk formal, maka keduanya tidak langsung dicampur. Tetapi, bentuk kata kerjanya diubah dulu (Yomu  menjadi Yomi). Maka jadilah Yomimasu (membaca).

Contoh:   - Bentuk Pasif/ Ukemi kei (~reru/~rareru)
               Gohan wa taberareru. (nasi dimakan)

                - Bentuk Kausatif/ Shieki kei (~seru/~saseru)
                Hon o yomaseru. (menyuruh membaca buku)
              
               - Bentuk keinginan/ Renyōkei (~tai/ ~tagaru)
               Sensei ni naritai. (ingin menjadi guru)

               - Bentuk Negatif / Uchikeshi (~nai)
               Gakkō e ikanai. (tidak pergi ke sekolah)
              
               Dll.

   Verba bantu tidak berkonjugasi.
Adalah verba bantu yang tidak membuat perubahan bentuk kata.

Contoh:   - ~Desu/ ~Da
               Watashi wa AGA desu. (saya AGA)
              
               - ~Sou (katanya)
               Ano hito wa Yasashii sou.  (orang itu katanya baik hati)

               - ~Rashii (kelihatannya)
               Kanojo wa kirei rashii yo. (dia pr. kelihatannya cantik lho)  


9.   Partikel 「助詞Joshi
Partikel dalam bahasa Jepang, berperan penting dalam pembuatan kalimat. Karena fungsi partikel adalah sebagai penanda dan penunjuk hubungan sebuah kata. Sehingga kata tersebut benar-benar memiliki makna yang nyata. Partikel memiliki ciri yang sama dengan verba bantu yaitu tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak digabung dengan kelas kata lain. Dan jelas tidak memiliki makna apabila berdiri sendiri. Adapun jenis-jenis partikel yaitu:
-  Kakujoshi
Adalah partikel yang menunjukkan hubungan antarkata. Partikel yang termasuk jenis ini yaitu: ga, o, no, ni, de, e, to, ya, yori, kara

- Fukujoshi
Adalah partikel yang melekat atau mengikuti sebuah kata. Partikel yang termasuk  jenis ini yaitu: wa, mo, made, ka, sae, koso, bakari, dake, shika, nomi, hodo, kurai, gurai, kiri, nado, yara, nari

- Setsuzokujoshi
Adalah partikel yang mengikat kata tertentu (kata kerja, kata sifat, verba bantu) agar dapat tersambung dengan kata lainnya. Partikel yang termasuk  jenis ini yaitu: ba/naraba, tara, tari, nagara, keredomo, noni, node, shi, tokoro

-  Shuujoshi
Adalah partikel yang digunakan diakhir kalimat untuk menyatakan sesuatu. Partikel yang termasuk  jenis ini yaitu: ka, ne, tomo, yo, na, zo, ze, sa, wa, kashira, kana

-  Heiritsu joshi
Adalah partikel yang menunjukkan kesetaraan antar kata. Partikel yang termasuk  jenis ini yaitu: to, ya, yara, nari, toka, dano, ni, ka


---------------

            Demikianlah pengertian dan pembagian tentang kelas kata bahasa Jepang. Begitu banyaknya pembagian maupun macam-macamnya untuk mengetahui struktur bahasa Jepang yang lebih mendalam lagi. Diluar itupun banyak sekali istilah-istilah menarik yang lebih umum terkait dengan kelas kata bahasa Jepang. Seperti Goi, Tango, Bunsetsu, Bun, dll. Akan tetapi akan kita jelaskan sebatas pengetahuan pada postingan berikutnya. Penulis yakin masih banyak kesalahan dan terbatasnya pengetahuan sehingga kritik maupun sarannya sangat kami terima demi kemajuan dalam pengetahuan berbahasa Jepang. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Ja, kore de owarimashō. Ganbatte kudasai ne ...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.














DAFTAR PUSTAKA


Akbar, Adriansyah. 2012. “Fukujoshi: Bakaridenaku dan Bakarika,” dalam Ejournal. http://journals.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/1669/1683. Diunduh Selasa, 9 September 2014.

Chandra, T. 2013. Nihongo no Joshi: Partikel Bahasa Jepang. Jakarta: Evergreen.

Dahidi, Ahmad. “Kelas Kata dalam Bahasa Jepang,” dalam Direktori. http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/195802281983031-AHMAD_DAHIDI/Artikel2/KELAS_KATA_DALAM_BAHASA_JEPANG.tugas_cece.pdf. Diunduh Selasa, 9 September 2014.
Judian, Doni. 2008. Kamus Konjugasi Verba Jepang. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Maulyati, Neneng. 2010. Kamus Kanji Jepang-Indonesia. Jakarta:  PT Gramedia Pustaka Utama.
Mulya, Komara. 2013. Fukushi Bahasa Jepang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Semita, Muryani J.. 2012. Kamus Besar Bahasa Jepang. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Taniguchi, Goro. 1999. Kamus Standar Bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Uca. 2013. “Sekilas Tentang Kelas Kata dalam Gramatika Bahasa Jepang,” dalam Facebook. https://www.facebook.com/BerbahasaJepangMudahDariDasar2/posts/334847373288172. Diunduh Selasa, 9 September 2014.

Ilustrasi Gambar: http://font.altosoft.jp/cat1/

11 komentar:

  1. Mas. Saya mau nanya dong.kalo kata issei itu termasuk kelas kata apa?
    Makasih sebelumnya..

    BalasHapus
  2. Halo, saya mau tanya kalau [〜よほど]termasuk fukushi atau bukan ya? Mohon info lengkapnya.
    Terima kasih. :)

    BalasHapus
  3. Mhon mav baru menjawab, untuk issei itu masuknya kata benda. Kemudian, untuk "Yohodo" itu memang benar merupakan fukushi dan bisa dijadikan pola dengan diikuti -demo setelah kata yang dituju yang berarti se...pun... Contoh: Yohodo nihongo ga tokui na hito Demo, haiku o rikai suru no wa muzukashii
    (sepintar apapun orang berbahasa jepang bwt memahami haiku itu sulit)

    BalasHapus
  4. Mhon mav baru menjawab, untuk issei itu masuknya kata benda. Kemudian, untuk "Yohodo" itu memang benar merupakan fukushi dan bisa dijadikan pola dengan diikuti -demo setelah kata yang dituju yang berarti se...pun... Contoh: Yohodo nihongo ga tokui na hito Demo, haiku o rikai suru no wa muzukashii
    (sepintar apapun orang berbahasa jepang bwt memahami haiku itu sulit)

    BalasHapus
  5. sumimasen Bang Aga..., Nanti kan saya mau ikutan lomba bahasa jepang tingkat provinsi perwakilan Aceh Utara..., sumpah ini baru pertama kali
    cara ngilangin demam panggung gimana Bang...
    No mae ni, hajimemashite Watashi ha Irufuan desu...

    BalasHapus
  6. Partikel dalam bahasa Jepang, berperan penting dalam pembuatan kalimat. Karena fungsi partikel adalah sebagai penanda dan penunjuk hubungan sebuah kata. Sehingga kata tersebut benar-benar memiliki makna yang nyata. Partikel memiliki ciri yang sama dengan verba bantu yaitu tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak digabung dengan kelas kata lain. Dan jelas tidak memiliki makna apabila berdiri sendiri. kata kerja mental

    BalasHapus
  7. Izin bertanya kalo kata nan atau nani apa dia termasuk ke rentaishi?

    BalasHapus